وَمَا مَنَعَ النَّاسَ اَنْ يُّؤْمِنُوْٓا اِذْ جَاۤءَهُمُ الْهُدٰى وَيَسْتَغْفِرُوْا رَبَّهُمْ اِلَّآ اَنْ تَأْتِيَهُمْ سُنَّةُ الْاَوَّلِيْنَ اَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ قُبُلًا55
Dan tidak ada (sesuatu pun) yang menghalangi manusia untuk beriman ketika petunjuk telah datang kepada mereka dan memohon ampunan kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlaku pada) umat yang terdahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.
Tafsir Kemenag
Setelah cukup banyak macam perumpamaan dan kias perbandingan dipaparkan dalam Al-Qur'an, tetapi ternyata manusia banyak yang ingkar, maka Allah kembali memberikan penjelasan tentang kesombongan orang-orang kafir pada masa dahulu. Mereka mendustakan rasul dan tidak mau mengikuti petunjuk-petunjuk yang dibawanya. Kendati mereka telah menyaksikan sendiri tanda-tanda dan bukti-bukti yang jelas tentang kebenaran petunjuk-petunjuk itu, tetapi mereka tidak juga insaf dan tetap tidak mau mengikutinya. Padahal kalau mereka mau mengikuti petunjuk para rasul dan meninggalkan kemusyrikan, mau mohon ampun kepada Allah, dan bertobat atas kemaksiatan yang dilakukannya pada waktu yang silam, niscaya mereka akan diberi ampunan. Tetapi semua itu tidak mereka kerjakan.
Demikian pula kaum musyrikin Quraisy, mereka tidak mau mengikuti petunjuk Al-Qur'an, karena sifat ingkar dan keras kepala yang telah mengakar pada jiwa mereka. Sifat inilah yang mendorong mereka meminta ditimpakan siksaan atas mereka, sebagaimana yang pernah ditimpakan kepada orang-orang yang terdahulu, yaitu azab yang membinasakan mereka sampai ke akar-akarnya (azab istishal), atau azab yang ditimpakan kepada mereka berturut-turut, azab demi azab dengan nyata.
Permintaan orang-orang musyrik Quraisy yang menentang Allah dan mengejek Rasulullah saw itu diterangkan oleh Allah swt dalam firman-Nya:
Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, "Ya Allah, jika (Al-Qur'an) ini benar (wahyu) dari Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." (al-Anfal/8: 32)
Sikap mereka yang demikian itu menunjukkan kekafiran yang berlebihan yang mencelakakan bagi diri mereka sendiri.
Sumber: Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia