لَا يَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا اِلَّا سَلٰمًاۗ وَلَهُمْ رِزْقُهُمْ فِيْهَا بُكْرَةً وَّعَشِيًّا 62
Tafsir Kemenag
Allah menerangkan pula bahwa di dalam surga tidak akan terjadi pertengkaran, tidak akan terdengar kata-kata yang tidak berguna seperti yang terjadi di dunia di mana manusia untuk kepentingan dirinya sendiri atau untuk kepentingan keluarga dan kelompoknya selalu berselisih, bertengkar, dakwa- mendakwa dan tuduh-menuduh yang tiada akhirnya, mengakibatkan mereka kehilangan ketenteraman dan kesejahteraan. Bahkan mereka diliputi kecemasan dan kekhawatiran. Lain halnya dengan surga karena manusia telah memasuki dunia yang lain, semua keinginan dapat dicapai dan dinikmati, tidak ada lagi permusuhan atau adu kekuatan antara sesama mereka untuk mencapai sesuatu, maka yang terdengar hanya ucapan salam (selamat sejahtera), baik ucapan itu datang dari malaikat atau dari sesama mereka. Semuanya merasa aman dan tenteram karena pada setiap pagi dan petang mereka diberi rezeki oleh Tuhan mereka, rezeki yang tidak dapat dibayangkan dalam pikiran seseorang bagaimana nikmat dan lezat cita rasanya. Allah melukiskan nikmat yang disediakan bagi penghuni surga, sebagaimana disebut dalam Hadis Qudsi:
Aku sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh nikmat-nikmat yang belum pernah di lihat oleh mata, yang belum pernah di dengar oleh telinga dan tidak dapat dibayangkan dalam lintasan hati manusia. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Sumber: Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia