اَمَّنْ يَّبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ وَمَنْ يَّرْزُقُكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِۗ ءَاِلٰهٌ مَّعَ اللّٰهِ ۗقُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ 64
Bukankah Dia (Allah) yang menciptakan (makhluk) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (lagi) dan yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Katakanlah, “Kemukakanlah bukti kebenaranmu, jika kamu orang yang benar.”
Tafsir Kemenag
Pada ayat ini, Allah mengemukakan pertanyaan yang kelima dalam rangka memperlihatkan keadilan dan keesaan-Nya, yaitu siapakah yang menciptakan manusia dari awal sampai terciptanya bentuk yang seindah-indahnya, kemudian mematikannya bila Dia kehendaki, lalu menghidupkannya kembali pada hari Kiamat setelah menjadi tulang-belulang? Siapakah yang memberikan rezeki kepada manusia dari langit dan bumi dengan menurunkan air hujan dari langit yang menyebabkan kesuburan tanah yang menumbuhkan tanam-tanaman yang buahnya bisa dimakan oleh manusia dan binatang ternak? Apakah di samping Allah ada lagi tuhan yang lain?
Setelah mengemukakan lima pertanyaan di atas, yang seharusnya dipikirkan secara mendalam hingga menjadi bukti tentang kekuasaan dan keesaan-Nya, Allah menyuruh Nabi Muhammad supaya menanyakan kepada orang-orang penyembah berhala itu alasan dan bukti-bukti kebenaran sesembahan mereka, "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu memang orang yang beriman."
Demikian cara Al-Qur'an mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya harus dicari sendiri oleh manusia. Pertama, air yang turun ke bumi sehingga timbul kehidupan berupa kebun-kebun yang indah. Kedua, menjadikan bumi sebagai tempat tinggal yang menyenangkan dengan adanya sungai, gunung, danau, dan laut. Ketiga, manusia dijadikan khalifah di bumi, yaitu sebagai penguasa dan wakil Tuhan untuk melaksanakan hukum-Nya di muka bumi. Manusia sebagai makhluk yang paling tinggi yang diciptakan Allah melakukan perjalanan di darat maupun pelayaran di laut untuk menyebarkan dakwah hukum-hukum Tuhan. Yang terakhir yaitu meskipun manusia jika sampai pada waktunya meninggal dunia dan dikubur di bumi sehingga jasadnya hancur dan menjadi tanah, tetapi pada hari Kiamat ia dibangkitkan kembali. Demikianlah kekuasaan Allah.
Sumber: Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia