وَكَذٰلِكَ اَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَۗ فَالَّذِيْنَ اٰتَيْنٰهُمُ الْكِتٰبَ يُؤْمِنُوْنَ بِهٖۚ وَمِنْ هٰٓؤُلَاۤءِ مَنْ يُّؤْمِنُ بِهٖۗ وَمَا يَجْحَدُ بِاٰيٰتِنَآ اِلَّا الْكٰفِرُوْنَ47
Dan demikianlah Kami turunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu. Adapun orang-orang yang telah Kami berikan Kitab (Taurat dan Injil) mereka beriman kepadanya (Al-Qur'an), dan di antara mereka (orang-orang kafir Mekah) ada yang beriman kepadanya. Dan hanya orang-orang kafir yang mengingkari ayat-ayat Kami.
Tafsir Kemenag
Pada ayat ini, Allah menerangkan kepada Nabi Muhammad bahwa sebagaimana Ia telah menurunkan kitab kepada para rasul yang diutus sebelumnya, demikian pula Ia menurunkan Al-Qur'an kepadanya. Dalam kitab-kitab itu telah diisyaratkan kedatangan Nabi Muhammad di kemudian hari. Hal ini kemudian benar-benar menjadi kenyataan dengan pengutusan Muhammad saw sebagai nabi dan rasul terakhir. Para rasul Allah diperingatkan agar menyampaikan kepada umatnya untuk beriman dan mengikuti para rasul yang datang kemudian. Sebab, jika seseorang beriman kepada salah seorang dari para rasul yang diutus Allah, maka ia wajib pula beriman kepada para rasul Allah yang lain, baik yang datang lebih dahulu, maupun yang kemudian.
Oleh karena itu, sebagian dari Ahli Kitab yang ada pada masa Nabi Muhammad beriman kepadanya dan kepada Al-Qur'an, sesuai dengan perintah para nabi mereka. Mereka itu lebih mementingkan akhirat daripada dunia yang fana ini, dan tidak memperturutkan hawa nafsu. Di antara mereka yang bersikap demikian adalah Abdullah bin Salam, Tamim al-Anshari, dan lain-lain.
Adapun orang-orang yang di hatinya ada penyakit, seperti iri hati karena rasul yang ditunggu kedatangannya itu bukan dari golongan mereka, atau tertipu oleh kesenangan dunia karena memperturutkan hawa nafsu, mereka akan mengingkari Al-Qur'an, terutama ayat-ayat yang menyatakan kerasulan Muhammad. Seharusnya orang-orang Ahli Kitab memperhatikan seruan dan petunjuk para rasul mereka untuk menyembah kepada Allah, dan mempercayai bahwa Muhammad adalah rasul dan nabi terakhir. Tidak ada seorang nabi atau rasul pun yang diutus Allah sesudahnya.
Sumber: Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia