لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيْدُ26
Milik Allah-lah apa yang di langit dan di bumi. Sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahakaya, Maha Terpuji.
Tafsir Kemenag
Hanya Allah yang memiliki langit dan bumi beserta segala sesuatu yang ada di dalamnya, tidak ada yang lain karena Dialah yang menciptakannya. Dialah yang mengatur, menjaga, memelihara, dan menentukan akhir kejadiannya. Dia berbuat menurut apa yang dikehendaki-Nya. Oleh karena itu, pantaslah ia dipuji dan disanjung, serta pantas pula dipanjatkan syukur kepada-Nya. Dia tidak memerlukan sesuatu apa pun dari makhluk-Nya.
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa menurut agama Islam, harta ini adalah milik Allah. Manusia hanya dipinjamkan dan diperbolehkan untuk memanfaatkannya, sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama. Oleh karena itu, Allah bisa saja mengambil secara paksa seluruh milik manusia. Namun demikian, karena Allah tahu bahwa manusia mempunyai sifat kikir, maka Ia tidak melakukan hal itu. Allah hanya mengambil sebagian dari harta yang wajib dizakati. Dalam hal ini, waliyyul-amri (pemerintah) berhak mengambil, kalau perlu secara paksa, harta zakat yang ada pada kaum Muslimin, untuk disalurkan pada jalan Allah.
Sumber: Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia