وَقَالَ مُوْسٰىٓ اِنِّيْ عُذْتُ بِرَبِّيْ وَرَبِّكُمْ مِّنْ كُلِّ مُتَكَبِّرٍ لَّا يُؤْمِنُ بِيَوْمِ الْحِسَابِ ࣖ 27
Tafsir Kemenag
Ketika Nabi Musa memperoleh berita tentang rencana jahat Fir'aun untuk membunuhnya, ia berkata kepada kaumnya bahwa ia berlindung kepada Allah, Tuhannya dan Tuhan mereka juga. Nabi Musa yakin bahwa Allah pasti akan melindunginya karena ia berada di pihak yang benar, sedangkan Fir'aun adalah orang sombong, jahat, kejam, berbuat semena-mena di Mesir, membunuhi orang-orang yang tidak bersalah, dan mengakui dirinya sebagai tuhan yang harus dipatuhi semua perintahnya.
Tindakan Fir'aun itu dilatarbelakangi ketidakpercayaan kepada adanya hari kemudian, dimana setiap perbuatan sekecil apa pun akan diminta pertanggungjawabannya. Fir'aun tidak percaya adanya hari kemudian itu sehingga ia tidak percaya bahwa bila bertindak kejam di dunia ini akan dibalas nanti di akhirat. Demikianlah akibat kekafiran. Manusia akan berlaku semena-mena di alam ini, yang bisa mengakibatkan alam ini hancur.
Sumber: Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia