اَهُمْ خَيْرٌ اَمْ قَوْمُ تُبَّعٍۙ وَّالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۗ اَهْلَكْنٰهُمْ اِنَّهُمْ كَانُوْا مُجْرِمِيْنَ37
Tafsir Kemenag
Kemudian Allah mengingatkan mereka pada kaum yang telah ditimpa malapetaka dan azab Allah, karena mereka durhaka dan tidak mengindahkan seruan para rasul yang diutus kepada mereka. Hendaklah mereka menjaga diri mereka, jangan sampai Allah mengazab mereka seperti yang telah dialami kaum yang terdahulu itu, Allah menyatakan bahwa keadaan mereka tidaklah lebih baik dari kaum Tubba'.
Sahl bin Sa'd berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda: Janganlah kalian mencela Tubba' karena dia sudah masuk Islam. (Riwayat Ahmad)
Tubba' adalah sebutan bagi raja-raja Himyar di Yaman. Kaumnya disebut kaum Tubba'. Mereka berbuat dosa yang melampaui batas sehingga negeri mereka dihancurkan Allah. Namun sebahagian kaumnya masih hidup mengembara ke negeri-negeri sekitarnya. Pada mulanya mereka adalah kaum yang mempunyai kemampuan dan ilmu yang cukup tinggi serta mempunyai balatentara yang cukup kuat. Kalau dibandingkan dengan orang Tubba', orang-orang kafir Mekah jauh ketinggalan dari orang Tubba'. Allah menyatakan bahwa orang-orang kafir Mekah itu tidak lebih baik keadaannya dari kaum 'Ad dan Samud. Kedua kaum ini juga dibinasakan Allah karena kesombongan dan pengingkaran mereka terhadap adanya hari kebangkitan.
Pada akhir ayat ini, Allah menandaskan bahwa pada umat-umat terdahulu itu telah berlaku sunatullah. Mereka semua dibinasakan karena mereka telah tenggelam dalam lumpur kemaksiatan. Kejadian itu seharusnya menjadi pelajaran bagi orang-orang kafir Mekah seandainya mereka mau mengambil pelajaran. Dalam ayat yang lain, Allah menegaskan sunah-Nya ini. Allah berfirman:
Sebagai sunatullah yang (berlaku juga) bagi orang-orang yang telah terdahulu sebelum(mu), dan engkau tidak akan mendapati perubahan pada sunnah Allah. (al-Ahzab/33: 62)
Sumber: Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia