Penilaian Jujur Tentang Rasa & Layanan Aqiqah

Testimoni Customer Aqiqoh Mandiri

Juaranya Aqiqoh Surabaya

Layanan Aqiqah Surabaya, Sidoarjo, Bangkalan Madura, Gresik, Kediri

Aqiqoh Mandiri
Kami mengutamakan kemudahan beraqiqah dengan menyediakan paket aqiqah dengan harga terjangkau untuk semua.


Terfavorit & Bestseller

Paket aqiqah termurah dengan porsi lebih banyak dari yang lain.
Terbukti menjadi layanan Aqiqah Termurah di Surabaya,
Terbukti termurah di Sidoarjo, Terbukti termurah di Gresik, Terbukti termurah di Kediri.

Masakan aqiqah paling banyak dipesan customer tahun 2023


Paket aqiqah masak akan dikirimkan dalam bentuk masakan olahan kambing, tidak diberikan kemasan khusus, jika anda memesan Paket Aqiqah Masak dimohon menyiapkan wadah untuk menyimpan masakan saat pengiriman pesanan anda.

Untuk Paket Aqiqah Masak + Nasi Kotak Aqiqoh, yang anda dapatkan adalah menu masakan olahan daging kambing aqiqah (1 ekor) yang sudah dikemas dalam kotak nasi dan dilengkapi menu tambahan (nasi dan menu lain sesuai menu yang dipilih), Jika ada sisa menu (setelah porsi dibagi dalam jumlah nasi kotak) akan dikirimkan seperti paket aqiqah masak, harap menyiapkan wadah tambahan untuk menyimpan masakan saat pengiriman.

Untuk Paket Komplit, yang anda dapatkan adalah paket aqiqah 1 (satu) ekor kambing yang diolah menjadi menu praktis dengan jumlah yang sudah disesuaikan sehingga anda tidak perlu lagi untuk menyiapkan wadah tambahan di rumah/tempat acara anda. AQIQOH MANDIRI juga menyediakan pilihan paket Kebuli khas Timur Tengah ( layanan kota tertentu)

Layanan Aqiqah yang selalu menjadi pilihan utama


AQIQAH GRATIS ONGKIR


Aqiqoh Mandiri selalu berusaha memberikan pelayanan dengan baik sehingga customer Aqiqoh Mandiri selalu datang kembali untuk berAqiqah atau acara lainnya.

Yang sudah diakui dan disepakati customer Aqiqoh Mandiri


  • Aqiqoh Mandiri memberi pilihan kambing aqiqah yang sehat dan sesuai syariat, jantan dan betina, dengan memberi kesempatan customer untuk memilih langsung di kandang kambing milik Aqiqoh Mandiri.

  • Masakan dari Aqiqoh Mandiri tidak bau prengus,  dan dapat dibuktikan dulu dengan tester/test food yang dapat diminta sebelum memesan paket Aqiqoh Mandiri, test food ini bisa didapatkan dengan GRATIS untuk customer Aqiqoh Mandiri.

  • Aqiqoh Mandiri mengerti kebutuhan customer dengan memberikan pelayanan termasuk konsultasi hingga tentang detail acara yang akan dilaksanakan oleh customer juga konsultasi tentang anggaran biaya untuk pelaksanaan acara aqiqah.

  • Memberikan layanan pra acara/costomer service akan memastikan informasi yang didaftarkan ke Aqiqoh Mandiri kepada customer untuk menjamin kenyamanan dan keamanan pesanan Aqiqoh customer terkait.

ARTIKEL TENTANG AQIQAH

Aqiqah / Aqiqoh / Akikah (bahasa Arab: , transliterasi: Aqiqah) adalah pengurbanan hewan dalam syariat Islam, sebagai bentuk rasa syukur umat Islam terhadap Allah Subhanahu wa ta’ala. mengenai bayi yang dilahirkan.

[1] Hukum Aqiqah / Aqiqoh / Akikah menurut pendapat yang paling kuat adalah sunah muakadah, dan ini adalah pendapat jumhur ulama menurut hadis.

[2][3] Kemudian ada ulama yang menjelaskan bahwa Aqiqah / Aqiqoh / Akikah sebagai penebus adalah artinya Aqiqah / Aqiqoh / Akikah itu akan menjadikan terlepasnya kekangan jin yang mengiringi semua bayi sejak lahir.[4]

Kata Aqiqah / Aqiqoh / Akikah berasal dari bahasa Arab. Secara etimologi, ia berarti  memutus .

Aqqa wilidayhi, artinya jika ia memutus (tali silaturahmi) keduanya. Dalam istilah, Aqiqah / Aqiqoh / Akikah berarti  menyembelih kambing pada hari ketujuh (dari kelahiran seorang bayi) sebagai ungkapan rasa syukur atas rahmat Allah SWT berupa kelahiran seorang anak.

Aqiqah / Aqiqoh / Akikah berarti menyembelih kambing pada hari ketujuh kelahiran seseorang anak. Menurut bahasa, Aqiqah / Aqiqoh / Akikah berarti pemotongan.

[5] Hukumnya sunah muakadah bagi mereka yang mampu, bahkan sebagian ulama menyatakan wajib.

Di Indonesia, hewan Aqiqah / Aqiqoh / Akikah yang disembelih biasanya kambing atau domba.

Imam Ahmad dan Tirmidzi meriwayatkan dari Ummu Karaz Al Ka’biyah bahwa ia bertanya kepada rasulullah tentang Aqiqah / Aqiqoh / Akikah. Dia bersabda,

Bagi anak laki-laki disembelihkan dua ekor kambing dan bagi anak perempuan disembelihkan satu ekor, dan tidak akan membahayakan kamu sekalian, apakah (sembelihan itu) jantan atau betina.

Bisa disimpulkan bahwa jika seseorang berkemampuan untuk menyembelih 2 ekor kambing bagi Aqiqah / Aqiqoh / Akikah anak laki-lakinya, maka sebaiknya ia melakukannya, tetapi jika tidak mampu maka 1 ekor kambing untuk Aqiqah / Aqiqoh / Akikah anak laki-lakinya juga diperbolehkan dan mendapat pahala. Kata Aqiqah / Aqiqoh / Akikah berasal dari bahasa Arab. Secara etimologi, ia berarti  “memutus”.

Aqqa wilidayhi, artinya jika ia memutus (tali silaturahmi) keduanya. Dalam istilah, Aqiqah / Aqiqoh / Akikah berarti menyembelih kambing pada hari ketujuh (dari kelahiran seorang bayi) sebagai ungkapan rasa syukur atas rahmat Allah SWT berupa kelahiran seorang anak.

Aqiqah / Aqiqoh / Akikah merupakan salah satu hal yang disyariatkan dalam agama Islam. Dalil-dalil yang menyatakan hal ini, di antaranya, adalah hadis Rasulullah ?, “Setiap anak tertuntut dengan Aqiqah / Aqiqoh / Akikahnya?”

Ada hadis lain yang menyatakan, “Anak laki-laki (Aqiqah / Aqiqoh / Akikahnya dengan 2 kambing) sedang anak perempuan (Aqiqah / Aqiqoh / Akikahnya) dengan 1 ekor kambing?”

Status hukum Aqiqah / Aqiqoh / Akikah adalah sunah. Hal tersebut sesuai dengan pandangan mayoritas ulama, seperti Imam Syafi’i, Imam Ahmad dan Imam Malik, dengan berdasarkan dalil di atas. Para ulama itu tidak sependapat dengan yang mengatakan wajib, dengan menyatakan bahwa seandainya Aqiqah / Aqiqoh / Akikah wajib, maka kewajiban tersebut menjadi suatu hal yang sangat diketahui oleh agama, dan seandainya Aqiqah / Aqiqoh / Akikah wajib, maka rasulullah ? juga pasti telah menerangkan akan kewajiban tersebut.

Beberapa ulama seperti Imam Hasan Al-Bashri, juga Imam Laits, berpendapat bahwa hukum Aqiqah / Aqiqoh / Akikah adalah wajib. Pendapat ini berdasarkan atas salah satu hadis di atas, Kullu ghulamin murtahanun bi aqiqatihi (setiap anak tertuntut dengan Aqiqah / Aqiqoh / Akikahnya), mereka berpendapat bahwa hadis ini menunjukkan dalil wajibnya Aqiqah / Aqiqoh / Akikah dan menafsirkan hadis ini bahwa seorang anak tertahan syafaatnya bagi orang tuanya hingga ia diAqiqah / Aqiqoh / Akikahi.

Ada juga sebagian ulama yang mengingkari disyariatkannya (masyri’iyyat) Aqiqah / Aqiqoh / Akikah, tetapi pendapat ini tidak berdasar sama sekali. Dengan demikian, pendapat mayoritas ulama lebih utama untuk diterima karena dalil-dalilnya, bahwa Aqiqah / Aqiqoh / Akikah adalah sunah.

Bagi seorang ayah yang mampu hendaknya menghidupkan sunah ini hingga ia mendapat pahala. Dengan syariat ini, ia dapat berpartisipasi dalam menyebarkan rasa cinta di masyarakat dengan mengundang para tetangga dalam walimah Aqiqah / Aqiqoh / Akikah tersebut.

Menurut hemat penulis, jika seorang ayah mampu untuk menyembelih Aqiqah / Aqiqoh / Akikah pada hari ketujuh, maka sebaiknya ia menyembelihnya pada hari tersebut. Namun, jika ia tidak mampu pada hari tersebut, maka boleh baginya untuk menyembelihnya pada waktu kapan saja.

Waktu pelaksanaan Aqiqah / Aqiqoh / Akikah<br />Pelaksanaan Aqiqah / Aqiqoh / Akikah disunahkan pada hari yang ketujuh dari kelahiran, ini berdasarkan sabda Nabi , yang artinya: “Setiap anak itu tergadai dengan hewan Aqiqah / Aqiqoh / Akikahnya, disembelih darinya pada hari ke tujuh, dan dia dicukur, dan diberi nama.” (Hadis riwayat Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan, dan dishahihkan oleh At Tirmidzi)

dan bila tidak bisa melaksanakannya pada hari ketujuh, maka bisa dilaksanakan pada hari ke empat belas, dan bila tidak bisa, maka pada hari ke dua puluh satu, ini berdasarkan hadis Abdullah Ibnu Buraidah dari ayahnya dari Nabi, dia berkata yang artinya: “Hewan Aqiqah / Aqiqoh / Akikah itu disembelih pada hari ketujuh, keempatbelas, dan keduapuluhsatu.” (Hadis hasan riwayat Al Baihaqiy)

Pelaksanaan waktu Aqiqah berdasarkan hadis yang ada adalah 7 hari, 14 hari, dan 21 hari inilah hari ” hari yang berdasarkan dalil, sedangkan selain hari itu adalah pendapat/ijtihad ulama.

contohnya setelah tiga minggu masih tidak mampu maka kapan saja pelaksanaannya di kala sudah mampu, karena pelaksanaan pada hari-hari ke tujuh, ke empat belas dan ke dua puluh satu adalah sifatnya sunah dan paling utama bukan wajib, dan boleh juga melaksanakannya sebelum hari ke tujuh.[7]

Aqiqah / Aqiqoh / Akikah anak laki-laki berbeda dengan Aqiqah / Aqiqoh / Akikah anak perempuan. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama, sesuai hadis yang telah kami sampaikan di atas.

Sedangkan Imam Malik berpendapat bahwa Aqiqah / Aqiqoh / Akikah anak laki-laki sama dengan Aqiqah / Aqiqoh / Akikah anak perempuan, yaitu sama-sama 1 ekor kambing.

Pendapat ini berdasarkan riwayat bahwa rasulullah ? mengaqikahi Hasan dengan 1 ekor kambing, dan Husein (keduanya adalah cucu) dengan 1 ekor kambing.

Bisa disimpulkan bahwa jika seseorang berkemampuan untuk menyembelih 2 ekor kambing bagi Aqiqah / Aqiqoh / Akikah anak laki-lakinya, maka sebaiknya ia melakukannya, tetapi jika tidak mampu maka 1 ekor kambing untuk Aqiqah / Aqiqoh / Akikah anak laki-lakinya juga diperbolehkan dan mendapat pahala.

Mungkin akan timbul pertanyaan, mengapa agama Islam membedakan antara Aqiqah / Aqiqoh / Akikah anak laki-laki dan anak perempuan, maka jawabannya adalah bahwa seorang muslim, ia berserah diri sepenuhnya pada perintah Allah SWT, meskipun ia tidak tahu hikmah akan perintah tersebut, karena akal manusia terbatas.

Barangkali juga bisa diambil hikmahnya yaitu untuk memperlihatkan kelebihan seorang laki-laki dari segi kekuatan jasmani, juga dari segi kepemimpinannya (qawwamah) dalam suatu rumah tangga.

Kadar jumlah hewan

Kadar Aqiqah / Aqiqoh / Akikah yang mencukupi adalah satu ekor baik untuk laki-laki ataupun untuk perempuan, sebagaimana perkataan Ibnu Abbas rahimahulloh: “Sesungguh-nya nabi ? mengAqiqah / Aqiqoh / Akikahi Hasan dan Husain satu domba satu domba.” (Hadis shahih riwayat Abu Dawud dan Ibnu Al Jarud)

Ini adalah kadar cukup dan boleh, tetapi yang lebih utama adalah mengAqiqah / Aqiqoh / Akikahi anak laki-laki dengan dua ekor, ini berdasarkan hadis-hadis berikut ini:[7]

Ummu Kurz Al Ka’biyyah berkata, yang artinya: “Nabi  memerintahkan agar dsembelihkan Aqiqah / Aqiqoh / Akikah dari anak laki-laki dua ekor domba dan dari anak perempuan satu ekor.” (Hadis sanadnya shahih riwayat Imam Ahmad dan Ashhabus Sunan)

Dari Aisyah Radhiallaahu anha berkata, yang artinya: “Nabi  memerintahkan mereka agar disembelihkan Aqiqah / Aqiqoh / Akikah dari anak laki-laki dua ekor domba yang sepadan dan dari anak perempuan satu ekor.” (Shahih riwayat At Tirmidzi)

dan karena kebahagian dengan mendapatkan anak laki-laki adalah berlipat dari dilahirkannya anak perempuan, dan dikarenakan laki-laki adalah dua kali lipat wanita dalam banyak hal.

Dalam penyembelihan Aqiqah / Aqiqoh / Akikah, banyak hal yang perlu diperhatikan, di antaranya, sebaiknya tidak mematahkan tulang dari sembelihan Aqiqah / Aqiqoh / Akikah tersebut, dengan hikmah tafa’ul (berharap) akan keselamatan tubuh dan anggota badan anak tersebut.

Aqiqah / Aqiqoh / Akikah sah jika memenuhi syarat seperti syarat hewan kurban, yaitu tidak cacat dan memasuki usia yang telah disyaratkan oleh agama Islam. Seperti dalam definisi tersebut di atas, bahwa Aqiqah / Aqiqoh / Akikah adalah menyembelih kambing pada hari ketujuh semenjak kelahiran seorang anak, sebagai rasa syukur kepada Allah. Tetapi boleh juga mengganti kambing dengan unta ataupun sapi dengan syarat unta atau sapi tersebut hanya untuk satu anak saja, tidak seperti kurban yang mana dibolehkan untuk 7 orang.

Namun, sebagian ulama berpendapat bahwa Aqiqah / Aqiqoh / Akikah hanya boleh dengan menggunakan kambing saja, sesuai dalil-dalil yang datang dari Rasulullah

Ada perbedaan lain antara Aqiqah / Aqiqoh / Akikah dengan kurban, kalau daging kurban dibagi-bagikan dalam keadaan mentah, sedangkan Aqiqah / Aqiqoh / Akikah dibagi-bagikan dalam keadaan matang. Hikmah syariat Aqiqah / Aqiqoh / Akikah yakni dengan Aqiqah / Aqiqoh / Akikah, timbullah rasa kasih sayang di masyarakat karena mereka berkumpul dalam satu walimah sebagai tanda rasa syukur kepada Allah SWT. Dengan Aqiqah / Aqiqoh / Akikah pula, berarti bebaslah tali belenggu yang menghalangi seorang anak untuk memberikan syafaat pada orang tuanya, dan lebih dari itu semua, bahwasanya Aqiqah / Aqiqoh / Akikah adalah menjalankan syiar Islam.

Hikmah Aqiqah / Aqiqoh / Akikah<br />Menurut Drs. Zaki Ahmad dalam bukunya

Kiat Membina Anak Sholeh

Disebutkan manfaat-manfaat yang akan didapat dengan berAqiqah / Aqiqoh / Akikah, di antaranya:[6] membebaskan anak dari ketergadaian, Pembelaan orang tua pada hari kemudian, Menghindarkan anak dari musibah dan kehancuran, sebagaimana pengorbanan Nabi Ismail dan Ibrahim, Pembayaran hutang orang tua kepada anaknya, Pengungkapan rasa gembira demi tegaknya Islam dan keluarnya keturunan yang di kemudian hari akan memperbanyak umat Nabi Muhammad 

Memperkuat tali silahturahmi di antara anggota masyarakat dalam menyambut kedatangan anak yang baru lahir Sumber jaminan sosial dan menghapus kemiskinan di masyarakat Melepaskan bayi dari godaan setan dalam urusan dunia dan akhirat

Aqiqah / Aqiqoh / Akikah atau Aqiqah ibadah sebagai bentuk rasa syukur atas kelahiran anak laki-laki atau perempuan. Hewan dari jenis kibsy (domba putih) nan sehat umur minimal setengah tahun dan kambing jawa minimal satu tahun. Untuk anak laki-laki dua ekor, dan untuk anak perempuan satu ekor, tetapi jika tidak mampu maka 1 ekor kambing untuk Aqiqah / Aqiqoh / Akikah anak laki-lakinya juga diperbolehkan dan mendapat pahala.

Hewan sembelihan<br />Hewan yang dibolehkan disembelih untuk Aqiqah / Aqiqoh / Akikah adalah sama seperti hewan yang dibolehkan disembelih untuk kurban, dari sisi usia dan kriteria.[7]

Imam Malik berkata: Aqiqah / Aqiqoh / Akikah itu seperti layaknya nusuk (sembeliah denda larangan haji) dan udhhiyah (kurban), tidak boleh dalam Aqiqah / Aqiqoh / Akikah ini hewan yang picak, kurus, patah tulang, dan sakit. Imam Asy-Syafi’iy berkata: Dan harus dihindari dalam hewan Aqiqah / Aqiqoh / Akikah ini cacat-cacat yang tidak diperbolehkan dalam kurban.

Ibnu Abdul Barr berkata: Para ulama telah ijma bahwa di dalam Aqiqah / Aqiqoh / Akikah ini tidak diperbolehkan apa yang tidak diperbolehkan di dalam udhhiyah, (harus) dari Al Azwaj Ats Tsamaniyyah (kambing, domba, sapi dan unta), kecuali pendapat yang ganjil yang tidak dianggap.

Namun di dalam Aqiqah / Aqiqoh / Akikah tidak diperbolehkan berserikat (patungan, urunan) sebagaimana dalam udhhiyah, baik kambing/domba, atau sapi atau unta. Sehingga bila seseorang Aqiqah / Aqiqoh / Akikah dengan sapi atau unta, itu hanya cukup bagi satu orang saja, tidak boleh bagi tujuh orang.

Bayi yang meninggal dunia sebelum hari ketujuh disunahkan juga untuk disembelihkan Aqiqah / Aqiqoh / Akikahnya, bahkan meskipun bayi yang keguguran dengan syarat sudah berusia empat bulan di dalam kandungan ibunya.

Aqiqah / Aqiqoh / Akikah adalah syari’at yang ditekan kepada ayah si bayi. Namun bila seseorang yang belum di sembelihkan hewan Aqiqah / Aqiqoh / Akikah oleh orang tuanya hingga ia besar, maka dia bisa menyembelih Aqiqah / Aqiqoh / Akikah dari dirinya sendiri, Syaikh Shalih Al Fauzan berkata: dan bila tidak diAqiqah / Aqiqoh / Akikahi oleh ayahnya kemudian dia mengAqiqah / Aqiqoh / Akikahi dirinya sendiri maka hal itu tidak apa-apa.

Nasi kotak untuk para tamu acara Aqiqah / Aqiqoh / Akikah, berisi gulai dan sate kambing, buah, nasi, serta lauk-pauk lainnya.<br />Adapun dagingnya maka dia (orang tua anak) bisa memakannya, menghadiahkan sebagian dagingnya, dan mensedekahkan sebagian lagi. Syaikh Utsaimin berkata: “dan tidak apa-apa dia mensedekahkan darinya dan mengumpulkan kerabat dan tetangga untuk menyantap makanan dari kambing Aqiqah / Aqiqoh / Akikah yang sudah matang. Syaikh Jibrin berkata: Sunahnya dia memakan sepertiganya, menghadiahkan sepertiganya kepada sahabat-sahabatnya, dan mensedekahkan sepertiga lagi kepada kaum muslimin, dan boleh mengundang teman-teman dan kerabat untuk menyantapnya, atau boleh juga dia mensedekahkan semuanya. Syaikh Ibnu Bazz berkata: “dan engkau bebas memilih antara mensedekahkan seluruhnya atau sebagiannya dan memasaknya kemudian mengundang orang yang engkau lihat pantas diundang dari kalangan kerabat, tetangga, teman-teman seiman dan sebagian orang faqir untuk menyantapnya, dan hal serupa dikatakan oleh Ulama-ulama yang terhimpun di dalam Al lajnah Ad Daimah.”

Referensi

1. Samurah bin Jundub, nabi ? bersabda, “Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya. Disembelih pada hari ketujuh, dicukur gundul rambutnya, dan diberi nama.” (Hadis riwayat Ahmad 20722, at-Turmudzi 1605, dan dishahihkan al-Albani).

2. Berdasarkan anjuran rasulullah ? dan praktik langsung dia. “Bersama anak laki-laki ada Aqiqah / Aqiqoh / Akikah, maka tumpahkan (penebus) darinya darah (sembelihan) dan bersihkan darinya kotoran (maksudnya cukur rambutnya).  (Hadis riwayat Imam Ahmad, Al Bukhari dan Ashhabus Sunan)

3. Rasulallah , yang artinya: “Maka tumpahkan (penebus) darinya darah (sembelihan),” adalah perintah, tetapi bukan bersifat wajib, karena ada sabdanya yang memalingkan dari kewajiban yaitu: “Barangsiapa di antara kalian ada yang ingin menyembelihkan bagi anak-nya, maka silakan lakukan.” (Hadis riwayat Ahmad, Abu Dawud dan An Nasai dengan sanad yang hasan). Perkataan dia, yang artinya: “Ingin menyembelihkan,..” merupakan dalil yang memalingkan perintah yang pada dasarnya wajib menjadi sunah.

4. Kemudian Ibnul Qoyim menyebutkan tafsir hadis Samurah bin Jundub di atas, “Tergadai artinya tertahan, baik karena perbuatannya sendiri atau perbuatan orang lain” dan Allah jadikan aqiqah untuk anak sebagai sebab untuk melepaskan kekangan dari setan, yang selalu mengiringi bayi sejak lahir ke dunia, dan menusuk bagian pinggang dengan jarinya. Sehingga aqiqah menjadi tebusan untuk membebaskan bayi dari jerat setan, yang menghalanginya untuk melakukan kebaikan bai akhiratnya yang merupakan tempat kembalinya.” (Tuhfah al-Maudud, hlm. 74)

5. “Arti kata Aqiqah / Aqiqoh / Akikah pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan”. Diakses tanggal 12 Desember 2019.

6. Drs. Zaki Ahmad, “Kiat Membina Anak Sholeh”

7. “Artikel Berjudul: Aqiqah Buah Hati Pada MediaMuslim.Info”. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-28. Diakses tanggal 2007-07-23.

Daftar pustaka

1. Tarbiyatul Awlid, DR. Abdullah Nashih Ulwan.

2. Subulussalam (4/189, 4/190, 4/194)

3. Al Asilah Wal Ajwibah Al Fiqhiyyah (3/33-35, 3/39-40)

4. Mukhtashar Al Fiqhil Islamiyy 600

5. Tuhfatul Wadud Fi Ahkamil Maulud, Ibnu Al Qayyim 46-47

6. Al Muntaqaa 5/195-196

7. Mulakhkhash Al Fiqhil Islamiy 1/318

8. Fatawa Islamiyyah 2/324-327; Irwaul Ghalil (4/389, 4/405)

9. Minhajul Muslim, Abu Bakar Al Jazairiy 437

dikutip dari : Wikipedia Indonesia :

Wikipedia

logo aqiqoh mandiri utama

Kantor Layanan Aqiqoh Mandiri

Jl. Raya Masjid Al Akbar Utara No 3, Kota Surabaya 60233

Telp. 031 8283184, 8283185