وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَآ اَرَى الْهُدْهُدَۖ اَمْ كَانَ مِنَ الْغَاۤىِٕبِيْنَ 20
Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat Hud-hud, apakah ia termasuk yang tidak hadir?
Tafsir Kemenag
Ayat ini menerangkan bahwa pada suatu hari Nabi Sulaiman memeriksa barisan tentaranya, termasuk burung hud-hud, tetapi ia tidak melihatnya. Dengan nada marah dan heran ia berkata, "Mengapa aku tidak melihat burung hud-hud! Apakah aku tidak melihatnya ataukah burung hud-hud itu sendiri yang telah pergi tanpa minta izin kepadaku lebih dahulu?"
Perbuatan itu adalah perbuatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Dari ayat ini dipahami hal-hal sebagai berikut:
1. Nabi Sulaiman mempunyai tentara, dan di antaranya terdapat sejenis burung yang bernama burung hud-hud. Burung hud-hud termasuk jenis burung pemakan serangga, sejenis burung pelatuk. Ia mempunyai paruh yang panjang, berjambul di kepalanya, berekor panjang, dan berbulu indah beraneka warna. Ia hidup dengan membuat sarang atau lubang pada pohon-pohon kayu yang telah mati dan lapuk.
2. Nabi Sulaiman selalu memeriksa tentaranya. Oleh karena itu, ia mengetahui tentaranya yang hadir dan yang tidak hadir waktu pemeriksaan itu.
3. Setiap tentaranya bepergian atau melakukan sesuatu pekerjaan hendaklah mendapat izin dari padanya terlebih dahulu. Jika ada yang melanggar ketentuan ini, akan mendapat hukuman dari Sulaiman.
4. Tentara Sulaiman patuh mengikuti segala perintahnya dan tidak pernah ada yang mengingkarinya. Oleh karena itu, Sulaiman merasa heran dan tercengang atas kepergian burung hud-hud tanpa pamit. Tidak pernah terjadi kejadian seperti yang demikian itu sebelumnya. Ia lalu mengancam burung hud-hud dengan hukuman yang berat seandainya nanti burung itu kembali tanpa mengemukakan alasan-alasan yang dapat diterima.
Sumber: Aplikasi Quran Kementrian Agama Republik Indonesia